Home » » Dua Jenderal Inggris Tewas Saat Perang 10 Novermber 1945 di Surabaya

Dua Jenderal Inggris Tewas Saat Perang 10 Novermber 1945 di Surabaya

Written By Unknown on Monday, September 23, 2013 | 2:47 AM

Dalam suasana Revolusi Kemerdekaan Indonesia Perang 10 Novermber 1945 di Surabaya merupakan perang pertama Indonesia melawan pihak asing yaitu Tentara AFNEI khususnya Tentara Inggris setelah di kumandangkannya Proklamasi kemerdekaan indonesia pada 17 Agustus 1945  dan merupakan perjuangan paling berat dibandingkan dengan peperangan lainnya selama Revolusi perang kemerdekaan dengan perkiraan di Pihak Indonesia mengerahkan 20 Ribu tentara di tambah 100 Ribu sukarelawan melawan 30 Ribu Tentara Inggris yang di lengkapi dengan persenjataan modern, Tank, pesawat Tempur, dan Kapal Perang.pertempuran ini merupakan Mobilisasi Militer Inggris terbesar terhadap negara lain setelah berakhirnya perang dunia kedua.

Latar Belakang Peristiwa
    Dalam suasana Perang Dunia kedua terdapat 2 kekuatan besar yang mendominasi dunia yaitu blok Poros (Jerman, Jepang, Italia dll) melawan Blok Sekutu yang terbagi lagi menjadi dua bagian yaitu Sekutu Barat (Amerika, Inggris, Perancis, Belanda dll) kemudian Sekutu Timur (Uni Soviet).Sebelum tahun 1944 Blok poros selalu mendominasi kemenangan atas blok lawannya termasuk jepang yang berhasil menguasai sebagian besar asia timur dan membentuk Asia Timur raya, dan sesudah tahun 1944 merupakan titik balik bagi blok poros dan banyak mendapatkan kekalahan dalam arena perang di tambah lagi tidak lama sebelumnya pada tahun 1943 di jungkalkannya Benito musholini yang merupakan Pimpinan Italia yang berkoalisi dengan Blok Poros oleh politisi dan militer senior dengan restu dari Raja karena atas kekalahn perang di Afrika dan Balkan .Pada tahun 1945 Berlin yang merupakan Ibu Kota Negara Jerman berhasil dukuasai oleh Tentara Uni Soviet dan beberapa saat kemudian jerman menyerah kepada sekutu, tinggal lah satu lagi kekuatan blok sentral yang masih tersisa di asia yaitu Jepang, kekalahan demi kekalahan terus di alama jepang di perang pasifik melawan sekutu terutama yang palaing terkenal adalah kekalahan jepang di Iwo Jima hinggak akhirnya Kota Hirosima dan Nagasaki di jatuhi bom atom oleh tentara sekutu, beberapa hari setelah pemboman yaitu pada tanggal 15 Agustus 1945 Kaisar jepang Hirohito mengumumkan bahwa jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu dan tidak lagi berhak atas kuasa terhatap seluruh wilayah jajahannya yang dikuasai selama perang dunia 2.

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
     Setelah mengetahui Jepang telah menyerah para pemuda mendesak agar Soekarno dan Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa ada sangkut paut dengan jepang tapi para tokoh tua termasih Soekarno dan Hatta menolak dengan alasan tidak akan mendapat dukungan dari Jepang maupun yang lain, tapi para pemuda bersikukuh agar kemerdekaan Indonesia murni tanpa ada sangkut paut dengan jepang, kemudian para golongan muda menculik Sukarno dan Hatta ke Rengas Dengklok yang kita kenal dengan peristiwa Rengas Dengklok dan pada tanggal 17 Agustus 1945 dengan di kawal oleh Anggota BKR yang merupakan para mandan Tentara Heiho, Peta dan KNIL Soekarno dan Hatta memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia.Selain itu di beberapa tempat termasuk di Surabaya Laskar-Laskar rakyat melucutu senjata tentara jepang sehingga banyak bentrok antara para laskar dan rakyat dengan tentara jepang, dengan demikian banyak di antara rakyat Indonesia yang memiliki senjata hasil rampasan dari tentara Jepang.

Kedatangan AFNEI (Allied Forces Nethrlands East Indies)
     Ketika pelucutan senjata tentara jepang oleh Laskar Pejuang dan Rakyat sedang berlangsung pada tanggal 15 September 1945 dan 15 Oktober 1945 Pasukan AFNEI mendarat di Jakarta dan Surabaya, tugas pokok AFNEI adalah melucuti tentara Jepang, membebaskan para tawanan perang Jepang, dan memulangkan para tentara jepang ke Negaranya, sebagai wakil tentara sekutu yang tergabung di dalam AFNEI di dalamnya terdapat Tentara Inggris, Tentara India, dan Tentara belanda yang berniat ingin mengembalikan kembali Indonesia kepada Belanda di bawah NICA (Netehrlands Indies Civil Administration), dengen demikin ketika Rakyat Indonesia mengetahui AFNEI membonceng tentara Belanda yang ingin mengembalikan kembali Indonesia kepada NICA maka terjadilah perlawanan Rakyat Indonesia dimana-mana, bentrokan-bentrokan sering terjadi antara Rakyat Indonesia termasuk di Surabaya yang mempunya senjata dari hasil rampasan tentara jepang dengan Tentara yang tergabung dalam AFNEI.

Terbunuhnya Brigadir Jenderal Aubertin Mallaby
     Pada tanggal 31 Agustus 1945 dikeluarkannya maklumat pemerintah Indonesia yang menetapkan pada tanggal 1 September 1945 bendera merah putih terus dikibarkan di seluruh pelosok Indonesia dan semakin lama pengibaran bendera ini semakin meluastermasuk di kota surabaya.Tanpa persetujuan Indonesia orang-orang belada di bawah pimpinan W.V.Ch Ploegman pada sore hari tanggal 18 September 1945 mengibarkan bendera belanda (Merah Putih Biru) di puncak tertinggi di Hotel Yamato atau hotel Orange, akibatnya besok hari ketika para pemuda melihat adanya bendera belanda yang dikibarkan dan langsung berkumpul di sekitar hotel Yamato atau hotel Oranye, negosiasi pihak ndonesia dengan orang belanda di dalam Hotel berakhir dengan terbunuhnya Ploegman di cekik oleh perwakilan indonesia yang bernama Sidik, kemudian sudik pun tewas tertembak oleh tentara belanda yang sedang berjaga sementara dua orang lainnya melarikan diri keluar hotel, dan puncaknya yerjadilah pemanjatan terhadap hotel Yamato dan perobekan warna biru bendera belanda kemudian bendera dinaikan kembali dengan warna Merah Putih.Setelah peristiwa tersebut kemudian pada tanggal 27 Oktober 1945 terjadi peperangan-peperangan kecil antara Indonesia dengan tentara Inggris dan semakin lama semakin membesar dan menjadi Perperangan besar, untuk meredam ketegangan kemudian DC.Howthorn meminta Soekarno untuk meredam ketegangan, dan di sepakatilah gencatan senjata antara Indonesia dan tentara Inggris yang di tandatangani pada tanggal 29 Oktober 1945 dan keadaan berangsur-angsur mereda, tapi masih ada bentrokan-bentrokan kecil antara kedua belah pihak, bentrokan-bentrokan kecil tersebut memuncak setelah terbunuhnya Brigade Jenderal Aubertin Mallabay yang merupakan pimpinan Tentara Inggris untuk Jawa Timur, pada tanggal 30 Oktoner 1945 Mobil Buick yang di tumpangi Mallabay berpapasan dengan sekelompok milisi ndonesia di dekat Jembatan Merah, karena kesalahahaman terjadilah tembak menembak antara kedua belah pihak hingga akhirnya Mallabay tertembak dan Mobil yang di tungganginya meledak oleh ledakan geranat hingga ia terpanggang di dalam mobil.Setelah Mallabay tewas pihak Inggris marah kepada Indonesia dan pengganti Mallabay yaitu Mayor Jenderal Eric Corden Robert Mansergh mengeluarkan Ultimatum agar seluruh rakyat Surabaya yang memiliki senjata agar menyerahkan senjatanya kepada Tentara Inggris di tempat yang telah di tentukan dengan mengangkat tangan waktunya adalah pagi hari jam 6.00 tanggal 10 November 1945 dan apabila Rakyat Surabaya tidak mematuhinya maka Surabaya akan di serang dari Darat, Laut dan Udara.Rakyat Indonesia khususnya Rakyat Surabaya menganggap Ultimatum ini adalah sebuah hinaan dari Tentara Inggris atas Indonesia karena epublik Indonesia pada saat itu telah berdiri, kemudian Ultimatum Tentara Inggris itu di jawab oleh tokoh dari Rakyat Surabaya berikut :
"....Selama banteng-banteng Indonesia mempunjai darah merah yang bisa membikin sedjarik kain wana poetih, tidak aken kita maou menjerah pada siapapun djuga...."
Pada pagi hari tanggal 10 November 1945 Pesawat-pesawat tempur Inggris mulai melancarkan serangan dengan membombardir kota surabaya dan pembombardiran di lancarakan dari laut dengan kapal-kapal perang Inggris kemudian di susul oleh 30 Ribu infantri bersenjata lengkap, perlawanan rakyat Surabaya terus menggelora meskipun banyak korban di pihak Indonesia, para Kyai dan ulama Jawa Timur termasuk KH.Hasyim Asy'ari dan KH.wahab hasbullah memerintahkan para saktri untuk ikut berjuang melawan Tentara Inggris tersebut, dan jangan lupa pada saat itu Rakyat Indonesia lebih patuh pada para Kyai, Ulama dan tokoh agama lainnya daripada kepada pemerintah.

     Sebelumnya Tentara inggris mengira dapat menguasai seluruh Kota Surabaya selama 3 hari ternyata Inggris salah, perang terus berlanjut sampai berminggu minggu dengan perlawanan dari Rakyat Surabaya serta bantuan dari milisi-milisi dari wilayah lain, dalam suasana pertempuran yang hebat 3 Pesawat Tentara Inggris jenis  Musquito di tembak jatuh oleh para pejuang Indonesia dan salah satu pesawat membawa salah seorang Jenderal Inggris yang bernama Jenderal Robert Guy Loder Symon kemudian dia terluka parah dan tewas keesokan harinya.
Dua jenderal Inggris Tewas di Surabaya sementara pada perang dunia ke 2 di Eropa melawan Nazi jeman yang kekuatan Militernya beratus-ratus bahkan mungkin beribu-ribu kali lipat jika di bandingkan dengan para pejuang Indonesia yang hanya bermodalkan senjata utama dari hasil rampasan dari tentara Jepang, tidak ada satupun Jenderal Inggris yang tewas.Dengan melihat banyaknya korban jiwa dalam pertempuran yang hebat maka Pemerintah Republik Indonesia Menetapkan 10 November sebagai Hari Pahlawan.

0 opmerkings:

Post a Comment

close